Saturday 5 May 2012

Me Love Dad

Saat semua lagu2 mulai dari lagu indonesia satu-satu aku sayang ibu..., sampai lagu mandarin, semuanya rata-rata sebutnya sayang ibu dulu. (Shi Shang Zhi You Mama Hao), untungnya masih ada lagu2 untuk ayahnya juga yah..
"Tuhan tolonglah sampaikan Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu"
 
Ayah, sosok yang paling kalem dan tenang. Saat ibu berapi-api dalam bercerita atau mengeluh kesal, beliau hanya terdiam mendengarkan. Walau begitu, ayah sosok ayah yang agak keras. Sejak kecil beliau mengajarkanku untuk bersikap disiplin dan pemikir. Aku ingat, saat kecil aku dan koko memiliki masing2 1 buku agenda. Setiap malam sebelum tidur kami harus memikirkan list dosa apa yang telah kami perbuat seharian penuh, dan menyerahkan kepadanya. Setelah itu ia akan memeriksa dan memberikan komentar, lalu ditandatangani. Kalau kami bandel, kami pasti mendapat hukuman dengan berbagai tingkat. Mulai dari menulis ratusan kata/kalimat, dipukul kemoceng, sampai disabet menggunakan ban pinggang. Tapi dibalik semua itu, hanya satu keingannya, ingin mendidik kami anak2nya menjadi anak yang bertata krama dan dapat menghadapi dunia. 

Ia sangatlah baik dan tulus. Sangat pengertian dan perhatian. Setiap kali aku pulang telat, ia akan langsung menelfon atau sms menanyakan keberadaanku, walau seringkali aku merasa sebal untuk membalasnya. Ia senang menggendongku di bahu saat kecil. Beliau senang memasangkan lagu mandarin anak-anak kesukaanku saatku kecil. Beliau senang menggelikan kakiku sebelum aku tidur. Semua nasihat-nasihatnya selalu membuatku berpikir lagi dan lagi. Berikut adalah beberapa nasihatnya yang aku ingat:

1. Saat masih kecil dan aku bandel, dia ingin memukulku tapi akhirnya dia mengurungkan niatnya dan berkata, "Cewek itu makhluk yang lembut. Saat mereka diomeli, sama seperti dipukul. Kalau mereka dipukul, sudah entah seperti apa lagi.. Makanya papa ga mau mukul kamu, jadi kamu jangan bandel." Sejak itu aku ga pernah bandel lagi.
2. Saat aku malas belajar, beliau menasehatiku, "Kita hidup cuma sekali. Kesempatan untuk duduk di bangku SD cuma sekali. Saat ini mungkin kamu merasa SD itu susah, tapi saat kamu naik SMP, kamu akan lihat SD itu begitu mudah dan menyesali karena tidak bisa juara 1. Makanya mumpung masih belum menyesal, buruan belajar yang giat yah.."
Lain kesempatan saat aku menganggap remeh pelajaran dan malas belajar, ia berkata, "Tau ga, yang susah itu yang gampang. Yang gampang itu yang susah. Makanya kamu jangan anggep remeh pelajaran yang gampang, nanti dapet jelek baru nyesel."
3. Saat beranjak dewasa, "Kamu harus ingat, dalam dunia ini ga ada 1 orang pun yang 100% baik. Jangan bilang kamu punya teman baik, bahkan sesama saudara sendiri saja bisa saling bunuh. Makanya kamu musti bisa hidup sendiri, hidup yang mandiri. Jangan pernah bergantung dan berharap pada orang lain. Biarkan kamu menjadi seorang yang mandiri dan orang lain yang bergantung padamu."

Mungkin saat ini aku sudah banyak berubah. Aku tidak lagi selalu menuruti kata-kata ayah. Aku sudah berani untuk menolak dan memasang muka tidak senang. Mungkin banyak tingkahku yang memusingkan dan membuat kesal. Tapi ayah tidak pernah mengeluh, malahan beliau selalu memasang wajah bangga setiap kali memandangku dan bercerita kepada teman-temannya. 
Ayah, maafkan semua tingkahku yang membuatmu kesal, cemas, atau bahkan kecewa. aku akan selalu berusaha menjadi anak ayah yang terbaik dan yang paling membanggakan bagimu. Love u so much..

Your lovely daughter :)

No comments: