Saturday 13 October 2012

Bagaimana seseorang bisa mempengaruhi lingkungan, dan bagaimana lingkungan bisa mempengaruhi seseorang

Halo sodara setanah air, sebelom memulai post hari ini, gw mo kasih petuah dulu. Apapun ide yang muncul dalem otak lu, mending cepet2 dicatet deh, sebelom lupa dan bikin lu gregetan sendiri saat berusaha mengingat. Karena saat tadi gw belom ol, gw menemukan beberapa topik menarik untuk dibahas, dan sekarang gw cuma inget 1. TT. Oke mungkin ini akan jadi post yang panjang, but stay tune.

Bagaimana seseorang bisa mempengaruhi lingkungan, dan bagaimana lingkungan bisa mempengaruhi seseorang, itulah topik hari ini.

Sebenernya dari dua pernyataan di atas, yang lebih hebat 'bagaimana seseorang bisa mempengaruhi lingkungan' yah, dan biasanya yang hebat gw lebih suka bahas dibelakang (buat bikin ending yang dramatis waw), cuma kali ini gw puter. Bagaimana seseorang bisa mempengaruhi lingkungan? Mempengaruhi dalam konteks disini pokonya mempengaruhi hal yang baik yah.. So, gw mengenal seseorang yang luar biasaaaa cemerlang. Gw sangat bersyukur bisa diperkenalkan dengan dia, walau gw ga deket sama dia. Orang itu adalah presiden BNEC pertama yg gw kenal (saat gw baru masuk binus, dia yang sedang menjabat jadi presiden). Namanya Zilvia Aling (gw nulis dia padahal gw ga deket sama dia. Kepo bener gw. Hohoh!)

Dia hanya dua tahun lebih tua dari gw, tapi dia berkali kali kali lipat lebih cemerlang daripada gw. Entah apa resep dia, cuma dia itu tipikal orang yang beraura sangat kuat. Saat dia lewat, semua orang pengen liat dia. Saat dia ngomong, semua orang bakal dengerin dia. Saat dia berbicara depan publik, semua orang bakal berhenti bicara untuk menyimak dia. It's really happen, gw ga lebai. Bahkan kata temen gw yang dulu satu SMA sama dia, saat si Aling marah, auranya sampe serem kaya ada latar api-apinya. Well, kalo yang ini gw ga tau temen gw lebai apa ga. Lol.

Dari sudut pandang gw, dia adalah orang yang bisa mempengaruhi lingkungannya (BNEC). Dengan kehadiran dia, para aktivis semuanya jadi sangat termotivasi (mungkin dan seharusnya). Kenapa gw bilang seharusnya? Karena gw hanya member yang kapal selam, kadang muncul kadang engga (hanya aktif di beberapa event BNEC), dan gw SANGAT termotivasi dengan dia. Jadi para aktivis seharusnya juga sangat termotivasi dengan dia. Bahkan sejujurnya, gw lebih termotivasi dengan Aling dibandingin Merry Riana, Mario Teguh, Andrie Wongso dan kawan-kawannya. Mungkin karena bagi gw, Aling adalah sesosok motivator yang 'nyata' (karena umur dia yang ga beda jauh sama gw, dan gw liat cara perjuangan dia secara nyata, kalo yang laen kan tau2 uda terkenal aja. Hahaha).

Bagaimana lingkungan bisa mempengaruhi seseorang. Lingkungannya adalah BNEC itu sendiri, dan orang yang terpengaruh adalah gw sendiri. Pas gw LDK kemarin, salah seorang pembicaranya (anak BNEC juga kebetulan, emang bnec top bener dah) bercerita yang bagus. Judulnya Ladang Tani (kalo ga salah). Ceritanya begini:
Di sebuah desa XX, mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani. Setiap tahunnya, diadakan kontes sawah dengan padi yang terbaik, dan yang selalu menjadi juara adalah Pak A. Pak A selalu menjadi juara 1 dalam kontes sawah terbaik ini, karena padi yang dihasilkannya selalu padi dengan kualitas unggul. Hal ini mengakibatkan seorang wartawan merasa penasaran dan datang mewawancarainya. Sang wartawan bertanya, "Apa rahasia Bapak sehingga selalu menghasilkan padi dengan kualitas unggul?"
"Simpel, setiap selesai panen, saya selalu membagikan bibit-bibit unggul kepada teman-teman petani yang lain."
Jawaban Pak A membuat sang wartawan terbingung tidak mengerti. 
"Bibit unggul yang saya bagikan akan ditanam oleh petani yang sawahnya berada disekitar saya. Maka, angin yang membantu proses penyerbukan akan menerbangkan bibit yang unggul pula ke sawah saya, oleh karena itu padi saya menjadi kualitas terunggul. Coba bapak bayangkan, bila bibit yang jatuh di sawah saya adalah kualitas yang kurang, maka itu akan menurunkan kualitas padi saya juga bukan?" jelas Pak A.

Semua orang pasti setuju statement yang akan gw keluarkan berikut ini,
"Perlu waktu berbulan-bulan untuk membangun pikiran positif dalam diri kita, tetapi hanya butuh waktu satu menit untuk meruntuhkan semuanya."

Saat lingkungan sekitar kita positif, kita bakal ikutan terkena dampak positifnya. Hal ini yang gw rasakan saat bekerja dalam 2 organisasi selama kuliah. Salah satu organisasinya penuh dengan orang-orang positif. Semangat maju dan juang mereka yang luar biasa bikin gw tertular dan pengen banget membagi energi positif itu ke organisasi yang kedua. Tetapi sayangnya di organisasi yang kedua, orang-orangnya hidup segan mati tak mau. Semua energi positif yang tertimbun dalam diri gw langsung lenyap begitu aja. Apalagi sekarang ci Aling (motivator and most inspiring person buat gw) uda lulus dan gw uda ga pernah dapet asupan gizi lagi dari dia, seriusan semua tekad dan keinginan untuk bagi energi plus itu ilang ga tau kemana.Hahahaa..

Maka gw sangat amat menyadari betapa pentingnya peran lingkungan bagi perkembangan pola pikir dan karakter seseorang, dan ini membuat gw selalu cenderung memilih berteman dekat dengan orang-orang pinter dan orang-orang populer (karena hal positif). Bukannya gw milih-milih temen yah. Haha.. So, be selective and share positive energy to your society, and your society will send it back to you. :D


No comments: