Friday 16 March 2012

kisah anak yang pergi dan diacuhkan anggota

hello blog! Gw mau share de.. Hari ini gw habis mendengar suatu cerita yang agak sedih. Sampe mau nangis loh beneran pas dengerinnya. Untung gw bisa nahan dan stay cool. Hehehhe...

"Ceritanya tentang sebuah keluarga yang tinggal bersama-sama di dalam sebuah rumah. Kita bisa anggap rumah ini adalah suatu rumah sosial, karena ia terbuka untuk umum, dan siapa saja boleh ikut menjadi anggota keluarga mereka. Maka dari itu, setiap tahunnya rumah ini pasti akan kedatangan anggota-anggota keluarga yang baru. Rumah sosial ini menganut sistem orang tua yang mendidik anaknya, dimana para anggota keluarganya akan belajar saat mereka baru awal bergabung, setelah belajar mereka akan dibimbing sambil melakukan praktek sendiri, kemudian mereka akan dipercayakan menjalankan tugas itu sendiri sambil dikontrol, dan akhirnya mereka telah cukup matang untuk keluar dari rumah tersebut dan keluar ke dunia yang sebenarnya untuk mengadu nasib. Maka rata-rata para anggotanya akan tinggal didalamnya selama kurang lebih 4 tahun sebelum akhirnya keluar dari rumah tersebut.

Keluarga ini memiliki kepala keluarga dan juga anggota keluarga yang saling menopang, selalu bersama. Mereka selalu bangga bahwa mereka adalah keluarga yang solid, satu, memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Maka dari itu, semua orang pun sangat tertarik agar dapat bergabung dalam suatu keluarga yang hangat tersebut.

Bayu dan teman-temannya adalah salah satu anggota yang baru masuk di tahun ini. Dan layaknya anak yang baru mau belajar, mereka sangat antusias untuk mengikuti semua pelajaran dan aktif didalamnya. Ia pun mengikuti setiap acara yang dilaksanakan dengan baik. Tapi seperti biasa, dalam kehidupan pasti akhirnya kita akan bertemu dengan hal-hal yang kurang menyenangkan. Maka dari itu mereka menganggap ini hanyalah batu kerikil..

Memasuki tahun kedua, semakin banyak batu-batu kerikil. Banyak hal-hal yang tidak menyenangkan hati dan puncaknya, Bayu cs tidak tahan dan memutuskan untuk keluar dari keluarga tersebut. Teman-teman yang melihat kepergian mereka, beberapa ada yang biasa saja acuh-tak acuh, dan beberapa ada yang menyayangkan keputusan mereka, mengingat kontribusi yang telah mereka berikan sebelumnya. Saat mereka melapor kepada kepala rumah sosial, kepala rumah sosial terkejut mendengar keputusan Bayu Cs, tapi akhirnya mereka membiarkan Bayu cs pergi begitu saja..

Padahal di jauh di lubuk hati Bayu Cs, mereka terlanjur menyayangi keluarga tersebut. Mereka masih ada kerinduan untuk balik kesana, kalau ada yang memanggilnya kembali. Sayangnya hal yang dibanggakan oleh keluarga tersebut: solid, bersatu, kekeluargaan tinggi, dll, semuanya telah hilang. Semua orang bertindak egois dan tidak peduli. Semua sibuk dengan urusan masing-masing. 

Adakah sebuah keluarga yang, disaat anak bungsunya marah dan berteriak ia akan keluar dari rumah itu dan tidak akan pernah kembali lagi, anggotanya akan merelakan anak bungsu itu pergi? At least mereka pasti akan memanggil dan membujuk kembali si anak bungsu setelah amarahnya mereda. 

Adakah seorang anak yang sedang emosi berkata akan keluar dari rumah dan tidak akan kembali lagi, benar-benar melakukan itu? At least mereka hanya emosi pada saat itu, tapi akhirnya akan kembali lagi saat anggota keluarganya memanggilnya untuk kembali.

Tapi mirisnya, saat anak itu sudah ada keinginan untuk kembali, malahan tidak ada seorang pun dari anggota keluarganya yang memanggilnya untuk kembali. Haruskah mereka menjilat ludah mereka sendiri? Dan saya yakin kalian tahu apa jawabannya.."

Demikian cerita yang sedih itu. Dari yang awalnya keluarga solid dan kompak dan penuh kasih, dan berakhir hanya karena keegoisan dan kegengsian masing2. Tapi terkadang ada pula yang tidak sadar atau tidak peka tentang, apa yang harus mereka lakukan saat mengalami kejadian seperti itu. Mengapa manusia harus selalu menyusahkan diri mereka sendiri? Saya tidak tahu karena terkadang saya juga suka seperti itu. Sepenggal cerita yang semoga dapat menyadarkan betapa egoisnya manusia itu. :)

Salamaniselaluntukamumatuhan-

No comments: